Minggu, 11 Juli 2010

Belajar dari Umar bin Abdul Aziz

mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita mendengar satu kata yang dari dulu hingga sekarang merupakan sosok yang amat penting dalam membawa perubahan bagi kehidupan. yup, pemimpin. akan banyak sekali tanggapan atau komentar bahkan hanya sekedar lintasan fikiran ketika kata tersebut lewat di telinga kita atau terbaca oleh mata kita. pemimpin adalah penentu nasib terhadap apa-apa yang dipimpinnya. bak sebuah kapal yang berisikan ratusan bahkan ribuan penumpang di tengah samudera, nahkoda kapal adalah pemimpin yang menentukan mau di mana kapal tersebut dibawa dan apakah para penumpang dapat menikmati perjalanan dengan aman dan nyaman, itu semua adalah tanggung jawab seorang pemimpin. penumpang kapal sepenuhnya menyerahkan segenap perjalanan menuju tujuan kepada sang nahkoda. itu artinya, seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang begitu besar dan tidaklah mudah. semakin banyak apa-apa yang dipimpinnya, maka semakin besarlah pula tanggung jawab yang ia pikul. maka untuk menjadi seorang pemimpin, bukanlah sesuatu yang amat mudah semudah membalikkan telapak tangan. banyak hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat memimpin dirinya sendiri dan bahkan sebuah bangsa atau sekumpulan masyarakat.
salah satu sosok pemimpin yang patut dijadikan contoh ialah seorang Umar bin Abdul Aziz. meski beliau menjadi seorang khalifah dalam waktu yang amat singkat yakni hanya 2 tahun 5 bulan, namun segala perubahan besar menuju kebaikan telah beliau ciptakan dan tercata sebagai sejarah yang indah. cucu khalifah Umar bin Khattab ini memiliki sifat-sifat kepemimpinan sebagaimana yang ditauladankan oleh baginda Rasulullah saw. ketika beliau menjadi seorang khalifah, terhapus sudah penyakit korupsi, kolusi, dan nepotisme yang pada masa itu menjadi budaya yang mengakar di masa pemerintahan sebelum beliau. beliau hidup dalam kesederhanaan dan amat jauh dari kemewahan meski sebenarnya beliau memiliki hak dan kuasa untuk mendapatkan itu semua. tapi tidak, umar bin abdul aziz amat meneladani Rasulullah saw untuk hidup bersahaja. segenap harta kekayaan beliau hibahkan kepada rakyatnya demi kesejahteraan. di masa kepemimpinan beliau, tidak nampak seorang pun yang mengemis di jalan dan tidak ada rakyat yang menjadi pengangguran. bahkan mereka pun tidak ada lagi yang mau menerima sedekah karena hampir seluruh rakyat mapan dalam kehidupan ekonomi atau setidaknya mau untuk hidup mandiri tanpa bergantung kepada belas kasihan orang lain. rasa-rasanya sudah saatnya para pemimpin negeri ini kembali membuka sejarah masa silam untuk mengevaluasi diri terhadap kepemimpinan mereka. masih sangat sulit kita temukan pemimpin di negeri mayoritas muslim ini sosok pemimpin yang memiliki kebersahajaan seperti yang dilakukan umar bin abdul aziz. masih amat langka kita rasakan seorang pemimpin negeri yang mau meninggalkan segala kemewahan dan gemerlapnya hidup untuk kesejahteraan rakyatnya. namun, kita mesti yakin bahwa harapan selalu terbentang, selagi mimpi masih bisa untuk dilakukan, maka bolehlah kita terus bermimpi suatu saat nanti negeri ini akan dipimpin oleh seseorang seperti umar bin abdul aziz yang meneladani Baginda Rasul saw. teruslah bermimpi, maka Allah akan menggapai mimpi kita selagi kita mau untuk mengusahakannya.

1 komentar:

farahzu mengatakan...

mudah-mudahan di zaman kita muncul kembali pemimpin seperti beliau ya.. dan mudah-mudahan kita pun bisa menjadi pemimpin yang mendekati kualitas beliau bagi orang-orang yang menjadi amanah kita...

*like this! terus menulis ya dik... ^_^